Perspektif

Seperti memikirkan apakah sang bumi atau matahari yang bertawaf.

 Dirimu yang berubah atau hanya cara pandangku yang berubah?

Semua bergantung pada berada di sisi mana pandang kita,

I was joking

IMAGINE. 

IF I WERE RYAN GOSLING , MY WORLD WOULD BE 10x EASIER.

yang mana?

"if you wanna destroy the monster. beware, you could be one of them"

Saya benci mengakuinya, tapi ini nyata toh...

Lantas... bukankah apatis dan tetap tidak menjadi apa apa lebih baik?

Tunggu dulu....Benar begitu bukan? atau ini hanya pembenaran?

Yang mana, semesta?

Pilihan

Pernahkah kalian berjalan di jalan lurus yang tampak tak berujung?
Beberapa kali anda menemukan persimpangan dan bertanya

Haruskahku belok? arah yang mana? kiri atau kanan? atauh bahkan lurus?

Kemudian anda berjalan terus lagi dan menemukan anda entah dimana dan sudah sejauh mana
Rasa ingin kembali namun tanggung...
Rasa ingin melanjutkan namun tak yakin sampai

Pernahkah demikian?

Jika kita pahami, segala sesuatu yang ada di dunia ini penuh dengan sebuah tanda tanya besar
Namun apabila kita lebih memahami, sang tanya itu hanyalah menyuguhkan kita pilihan...

Hidup itu pilihan, namun pilihan itu sepenuhnya di tangan kita.

Hidup seperti sebuah mata pisau, apabila digunakan untuk memasak, bisa menghasilkan makanan yang lezat.
Namun apabila digunakan untuk membunuh, hal itu bisa menimbulkan korban.

we are the driver, not the passenger.

Kita yang memegang peran, Kita yang berkuasa penuh. Setiap jalan tidak ada yang salah. setiap jalan pasti memiliki jalan keluar hingga menuntun kita ke satu titik yang di sebut dengan "garis finish". Namun yang memiliki kesalahan adalah diri kita, bukan jalan yang kita pilih. Bagaimana kita menjalankanya bukan bagaimana jalan ini menuntun kita.

Memilih untuk menjadi orang yang bermanfaat? atau sebagai manusia yang hidup tanpa aturan dan tak tahu arah?

Dasarnya simpel, pilihan ada di tangan kita.

Janji Secangkir Teh

"Sluuuurppppp.... ahhhh..." terdengar bunyi sruputan secangkir teh.

"Jadi gimana proyekan yang sedang perusahaan kita jalanin ini bro? lancar?" tanya seorang pria dengan setelan jas rapih dan secangkir teh ditanganya kepada seorang lelaki di sebelahnya.

Lelaki di sebelahnya pun menekuk alisnya dan  menjawab dengan nada sok,
"Emang kabarnya banyak investor yang mulai cabut dari proyek besar ini, tapi... overal kita bisa lah ngatasin ini tanpa mereka"

*Setelah itu, kedua pria dengan setelan jas rapih ini menenggak secangkir teh ditangan mereka dan mulai tertawa setelahnya*

"Hahahahah...... kampret! gaya bener kita coy ngomong kaya tadi" kata salah seorang.

"Et...sopasti gaya sob! hahah gapapa lah.... gaya is number one breay" jawab temanya.

"Lo ngga tau aja.... 10 tahun lagi, kita lagi ada di depan jendela suatu gedung entah dimana dan make jas kaya gini nih lg ngomongin kesuksesan kita." tambahnya.

"Aiiihsedddaaaapppp bener bre!!...... sabi lah sabi.....musti banget kita sukses sob! harus! dan suatu saat kita ketemu lagi, kita ngeteh berdua di depan kaca jendela yang gedenya kaya gini nih" tunjuk temanya ke arah jendela.

"Hahaha bener, ya mungkin kita make setelan kaya gini cuman pas malam perpisahan doang, tapi entar...kita  bakal sering make setelan kaya gini pas udah sukses tjuyy!" balasnya.

"Pokonya, apapun yang terjadi kedepanya, jangan pernah nyerah sob.... karena lo tau, kalo sekitar sepuluh tahun kedepan lu punya janji ngeteh bareng gue kaya gini dan dengan setelan begini coy"

"Huahahah... Ngga hanya ngeteh doang lah oon! jangan lupa dengan cerita kesuksesan kita masing-masing lah!"

"Oooitu sopasti ga akan lupa banget sob....." katanya sambil menyodorkan kepalan tanganya.

"Siap breeee!" jawabnya membalas kepalan itu dengan toss-an ala mereka berdua dan tersenyum kepada dinginya malam kala itu.





Tuhan yang Maha pemurah lagi Maha penyayang, 
Bantulah dan lindungilah langkah-langkah mereka dalam mewujudkan janji secangkir teh mereka...
Amiien..

blank

KosaKata.